Selasa, 16 Juni 2009

Candi Wukir - Salam - Magelang

Candi Gunung Wukir atau Candi Canggal adalah candi Hindu yang berada di dusun Canggal, kalurahan Kadiluwih, kecamatan Salam, Magelang, Jawa Tengah. Candi ini tepatnya berada di atas bukit Gunung Wukir dari lereng gunung Merapi pada perbatasan wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta. Menurut perkiraan, candi ini merupakan candi tertua yang dibangun pada saat pemerintahan raja Sanjaya dari zaman Kerajaan Mataram Kuno, yaitu pada tahun 732 M (654 tahun Saka).
Kompleks dari reruntuhan candi ini mempunyai ukuran 50 m x 50 m terbuat dari jenis batu andesit, dan di sini pada tahun 1879 ditemukan prasasti Canggal yang banyak kita kenal sekarang ini. Selain prasasti Canggal, dalam candi ini dulu juga ditemukan altar yoni, patung lingga (lambang dewa Siwa), dan arca lembu betina atau Andini.

Candi Asu - Dukun - Magelang

Candi Asu bercorak Siwa-Hindu, terletak di Desa Candi Pos, kelurahan Sengi, kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, provinsi Jawa Tengah (kira-kira 10 km di sebelah timur laut dari candi Ngawen). Di dekatnya juga terdapat 2 buah candi Hindu lainnya, yaitu candi Pendem dan candi Lumbung (Magelang). Nama candi tersebut merupakan nama baru yang diberikan oleh masyarakat sekitarnya. Disebut Candi Asu karena didekat candi itu terdapat arca Lembu Nandi, wahana dewa Siwa yang diperkirakan penduduk sebagai arca asu ‘anjing'. Ketiga candi tersebut terletak di pinggir Sungai Pabelan, dilereng barat Gunung Merapi, di daerah bertemunya (tempuran) Sungai Pabelan dan Sungai Tlingsing. Ketiganya menghadap ke barat. Candi Asu berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 7,94 meter. Tinggi kaki candi 2,5 meter, tinggi tubuh candi 3,35 meter. Tinggi bagian atap candi tidak diketahui karena telah runtuh dan sebagian besar batu hilang. Melihat ketiga candi tersebut dapat diperkirakan bahwa candi-candi itu termasuk bangunan kecil. Di dekat Candi Asu telah diketemukan dua buah prasati batu berbentuk tugu (lingga), yaitu prasasti Sri Manggala I ( 874 M ) dan Sri Manggala II ( 874 M ).

Candi Ngawen - Muntilan - Magelang

Candi Ngawen adalah candi Buddha yang berada kira-kira 5 km sebelum candi Mendut dari arah Yogyakarta, yaitu di desa Ngawen, kecamatan Muntilan, Magelang. Menurut perkiraan, candi ini dibangun oleh wangsa Syailendra pada abad ke-8 pada zaman Kerajaan Mataram Kuno. Keberadaan candi Ngawen ini kemungkinan besar adalah yang tersebut dalam prasasti Karang Tengah pada tahun 824 M.
Candi ini terdiri dari 5 buah candi kecil, dua di antaranya mempunyai bentuk yang berbeda dengan dihiasi oleh patung singa pada keempat sudutnya. Sebuah patung Buddha dengan posisi duduk Ratnasambawa yang sudah tidak ada kepalanya nampak berada pada salah satu candi lainnya. Beberapa relief pada sisi candi masih nampak cukup jelas, di antaranya adalah ukiran Kinnara, Kinnari, dan kala-makara
Candi ini pertama kali ditemukan pada tahun 1864 oleh seorang Belanda bernama Hoepermans. Proses restorasinya selesai pada tahun 1927.

Minggu, 07 Juni 2009

Candi Ngawen - Gapura kala makara

Candi Ngawen - motif relung

Motif di atas relung arca yang telah hilang berupa kinara-kinari atau dewa berwajah manusia setengah burung

Candi Ngawen-Purnakalasa

Purnakalasa dengan ukiran bokor

Candi Ngawen-Purnakalasa

Purnakalasa pada Candi Ngawen ini bermotif gajah

Candi Ngawen-Makara

Makara pada tangga masuk Candi Ngawen

Candi Ngawen-Antefik

Antefik pada Candi Ngawen ini berbeda dengan antefik yang lainnya yaitu berupa pahatan wanita

Candi Ngawen-Kala

Pintu masuk candi dengan hilasan makara dan background yang masih alami

Candi Ngawen-Patung Singa

Patung singga di sisi pojok-pojok sudut berfungsi sebagai jaladwara atau saluran pembuangan air

Candi Ngawen-Panorama


Penorama Candi Ngawen Muntilan dengan background persawahan dan Gunung Merapi yang sedang tertutup awan. Candi ini semula 5 buah candi yang masih utuh tinggal 1

Selasa, 02 Juni 2009

Candi Ngawen - Patung Budha Tanpa Kepala


Patung Budha yang terdapat di candi Ngawen Muntilan tinggal dua buah, dari lima buah. Semuanya telah hilang kepalanya. Hilangnya kepala ini tidak lah di kanibal oleh orang Islam sebagaimna anggapan umum selama ini, hilangnya kepala Budha, patung-patung dan ornamen candi lebih dikarenakan oleh pencurian yang kemudian masuk k bursa lelang atau kolektor. Pencurian dengan modus seperti ini sampai hari ini hasih banyak terjadi.

Candi Ngawen


Candi Ngawen letaknya di desa Ngawen, dari Muntilan ke selatan kurang lebih 3 km, atau dari arah Candi Mendut juga kurang lebih 3 Km dan dari Candi Borobudur lebih kurang 5 Km Candi ini dibangun semasa dinasti Syailendra, semasa dengan candi Borobudur dan Candi Mendut dan bercorak Budha